CONDYLOMA ACUMINATA
Condyloma
acuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil kelamin) atau lebih
dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin karena bentuknya
yang mirip Jengger Ayam pada condyloma yang luas, adalah kelainan kulit berbentuk
kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk mirip jengger ayam, yang disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu. Jika kita pernah melihat kutil (bahasa jawa: caplak, veruka),
seperti itulah bentuk condyloma acuminata. Hanya saja kutil tersebut letaknya
di kelamin dan sekitarnya. Bahkan dapat menyebar ke anus (condyloma anogenital)
Identifikasi
HPV untuk pertama kali pada tahun 1907. Kini, lebih 120 jenis subtype HPV telah
dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua type dapat menyebabkan condyloma
acuminata.
Penyebaran
Penyakit
Penyebaran
condyloma acuminata bersifat kosmopolitan, artinya merambah ke seluruh belahan
dunia tanpa memandang ras.Berdasarkan jenis kelamin, frekuensi kejadian antara
pria dan wanita sama besarnya. Sedangkan berdasarkan kelompok umur disebutkan
bahwa condyloma acuminata lebih sering dijumpai pada usia dewasa muda dan pada
usia tigapuluhan. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan aktifitas seksual.
Penularan
dan Perjalanan condyloma acuminata
HPV
ditularkan melalui kontak langsung, dari mulut ke organ kelamin, dari jari ke
organ kelamin dan sebaliknya, serta melalui hubungan seksual, sehingga
condyloma acuminata dikelompokkan sebagai Penyakit Menular Seksual (PMS, STD).
Ciri
– ciri dan gejala condyloma acuminata
Masa
inkubasi condyloma acuminata berkisar antara 3 minggu sampai 8 bulan dengan
rata-rata 3 bulan.Condyloma acuminata relatif mudah dikenali karena bentuknya
yang khas, mirip jengger ayam, yakni kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk
(berjonjot-jonjot) di organ kelamin dan sekitarnya. Kutil-kutil kecil dapat
bergabung membentuk kelompok yang lebih besar mirip dengan bunga kol.Pada
umumnya condyloma acuminata berwarna kemerahan, coklat kemerahan, keabu-abuan
hingga ada yang berwarna kehitaman.Jika mengalami infeksi sekunder (oleh
garukan, gesekan atau sebab lain), condyloma acuminata berubah warna menjadi
kehitaman, mudah berdarah dan berbau tak sedap.
Pada
pria, tempat yang paling disukai (predileksi) Condyloma acuminata diantaranya:
gland penis (topi baja si cucakrowo), lekukan antara kepala dan batang penis
(sulkus koronarius), jaringan tipis di bawah ujung saluran kencing (frenulum),
batang penis dan adakalanya di sekitar anus.
Sedangkan
pada wanita, tempat yang paling digemari si Condyloma acuminata diantaranya:
labium (bibir vagina), vagina dan dapat juga mengenai serviks. Seorang dokter
dapat mendiagnosa condyloma acuminata berdasarkan gejala klinis, yakni dengan
melihat bentuk dan predileksi kutil (jonjot-jonjot) pada area kelamin. Jika
meragukan, maka akan dilakukan test sederhana menggunakan asam asetat 5% yang
dioleskan di permukaan kutil selama 3-5 menit. Pada condyloma acuminata maka
kutil akan berubah warna menjadi putih.
Pengobatan
Hingga
kini belum ada obat yang benar-benar memuaskan untuk menghilangkan HPV.
Pengobatan yang lazim dilakukan adalah untuk menghilangkan condyloma acuminata,
meliputi:
1.
Kemoterapi, yakni pengobatan menggunakan Tinctura Podofilin 25
%, Podofilotoksin 0,5 %, Asam Trikloroasetat 25 % – 50 % dan Krim 5-flurourasil
1-5 %. Pada wanita hamil digunakan obat Asam Trikloroasetat 25-50 % seminggu
sekali hingga condyloma acuminata bersih.
2.
Tindakan Pembedahan, meliputi: Bedah scalpel (menggunakan
pisau bedah), Bedah Listrik (elektrokauterisasi) dan Bedah Beku menggunakan
Nitrogen cair. Bedah beku merupakan salah satu pilihan untuk pengobatan
condyloma acuminata pada wanita hamil selain menggunakan Asam Trikloroasetat.
3.
Laser karbondioksida. Metode ini lebih sedikit meninggalkan
jaringan parut ketimbang Bedah Listrik.
4.
Interferon. Dikenal 2 bentuk interferon, yakni interferon
alfa(berbentuk suntikan dan krim) yang diberikan 3 kali seminggu selama 6
minggu dan interferon beta (suntikan) yang diberikan selama 10 hari.
5.
Imunoterapi. Metode pengobatan imunoterapi digunakan pada
penderita dengan condyloma acuminata yang luas dan resisten (kebal) terhadap
pengobatan lain.
Meski mudah
kambuh (residif), condyloma acuminata memiliki prognosis yang baik. Artinya
tidak berbahaya.
Pencegahan
1.
upaya pencegahan terhadap penularan HPV dapat dilakukan dengan:
2.
Menjaga hygiene organ genital.
3.
Menghindari gonta-ganti pasangan.
4.
Penggunaan pengaman (kondom) ditengarai tidak menjamin
terjadinya penularan. Namun demikian tetap dianjurkan menggunakan pengaman
(kondom) jika memiliki pasangan dengan riwayat condyloma acuminata.
5.
Dianjurkan untuk tidak berhubungan intim selama masa
pengobatan hingga pengobatan selesai dan benar-benar dinyatakan aman oleh
dokter yang merawat.
EmoticonEmoticon