Rabu, 03 Juni 2015

hay fever

Hay Fever (Rhinitis Alergi)


Hay fever atau sering disebut dengan rhinitis alergi merupakan suatu reaksi alergi yang umumnya ditandai dengan gatal, bengkak, mata merah dan cenderung berair serta gejala hidung tersumbat.
Dalam hal ini terjadi respon imun berlebih terhadap benda asing di udara pada saat kita bernapas. Hay fever selalu diidentikkan dengan alergi yang terjadi diluar ruangan (outdoor) atau material di udara seperti serbuk sari bunga (pollen) dan jamur.
Suatu ciri khas dari Hay fever ini adalah kemunculannya hanya pada musim-musim tertentu dan pada saat berkerja diluar kota. Hay fever sering terjadi pada musim semi dan musim gugur. Walaupun umumnya hay fever terjadi secara ‘musiman’, tetapi gejala  ini dapat terjadi sepanjang tahun jika allergennya tetap berada sepanjang tahun

Gejala dan tanda – tanda
Gejala umum :
1.     Bersin terus-menerus
2.    Gatal dan nyeri di hidung, tenggorokan, dan langit-langit mulut
3.    Hidung berair (beringus)
4.    Mata pedas dan berair
5.    Hidung tersumbat
6.    Rasa tekan atau penuh di telinga
7.    Lelah

Gejala yang parah :
1.     Sakit kepala
2.    Kehilangan bau dan rasa
3.    Muka terasa sakit yang di sebabkan oleh pilek
4.    Gatal menyebar dari tenggorokan, ke hidung dan telinga

 Fakto resiko rhinitis :
1.     Riwayat keluarga atau faktor gen
2.    Alergi lain, orang yang memiliki alergi lainnya mungkin untuk menderita rhinitis
3.    Jenis kelamin dan usia , rhinitis banyak diderita oleh anak laki – laki dari pada perempuan
4.    Tanggal lahir, orang yang lahir selama musim serbuk sari tinggi memiliki resiko rhinitis lebih tinggi
5.    Perorok pasif, bayi yang secara teratur lebih tinggi terkena rhinitis dari pada yang tidak
6.    Tempat tinggal




Komplikasi rhinitis :
1.     Berkurangnya kualitas hidup, menganggu kegiatan dan menyebabkan kita kurang produktif dalam bekerja
2.    Kurang tidur , akibat dari rhinitis menyebabkan kita kurang tidur
3.    Memperberat asma, jika kita memiliki asma maka rhiniitis bida memperberat asma
4.    Sinusitis , hidung yang tersumbat yang berkepanjangan menyebabkan sinusitis

Penyebab :
kelupasan kulit mati atau rambut hewan, bahan kimia di tempat kerja, tungau debu rumah, serta serbuk sari ( rumput, gulma dan sari pohon) dan spora, jamur dan spora jamur . Sedangkan penyebab rhinitis nonalergi adalah faktor lingkungan, kerusakan jaringan di dalam hidung, penggunaan dekongestan hidung berlebih, dan infeksi.

Mendiagnosis penderita rhinitis
Dokter dapat membuat diagnosis berdasarkan pemeriksaaan fisik dan observasi gejala-gejala yang dilaporkan pasien. Tes kulit (skin test) mungkin disarankan untuk menentukan jenis serbuk atau alergen lain yang paling memberikan reaksi alergi.
Dokter (biasanya seorang ahli alergi) akan meneteskan sedikit zat-zat yang dapat menyebabkan alergi di daerah lengan atau punggung menggunakan batang plastik kecil sebesar tusuk gigi. Prosedur ini tidak sakit dan tidak mengeluarkan darah. Jika kulit menjadi merah, gatal, dan muncul bentolan setelah 20 menit, maka tes dinyatakan positif terhadap alergen tersebut. Sebuah tes yang dinamakan radioallergosorbent test, atau RAST, dapat dilakukan untuk mengecek apakah terjadi peningkatan kadar IgE (suatu antibodi yang diproduksi sistem kekebalan tubuh untuk melindungi dari alergen tertentu) dalam darah.

Pengobatan :
1.     Nasal kortikosteroid , obat semprot hidung yang mengandung konrikosteroid untuk mencegah dan mengobati peradangan hidung, hidung gatal dan pilek yang disebabkan oleh alergi
2.    Antihistamin, biasanya berbentuk pil berfungsi meringankanhidung gatal , bersin – bersin dan pilek
3.    Dekongestan , bisa berbentuk sirup, tablet maupun semprot hidung yang berguna untuk melegakan hidung tersumbat, efek samping menyebabkan peningkatan tekanan darah
4.    Terapi alternatif seperti akupuntur

Pencegahan :
1.     Menghindari zat- zat yang menyebabkan alergi
2.    Menjaga kebersihan rumah dan halaman
3.    Menjauhi asap, polutan dan debu serta sebuk sari



EmoticonEmoticon